Pendidikan Menurut Froebel

Honny Pigai
0
Pendidikan mesti sesuai koteks

Kita diperhadapkan dengan pertanyaan apa itu pendidikan? Menurut Froebel yang dimaksud dengan pendidikan ialah apa yang memimpin atau menuntun manusia kepada kepandaian berpikir (segi kognitif dari manusia) dan apa yang menghantar manusia pada kesadaran diri yang lebih mendalam menuju sesuatu yang murni, tak bercela (segi afeksi dari manusia).

Dalam hubungan dengan itu Froebel menyajikan empat prinsip mendasar yang perlu diperhatikan dalam pendidikan.

Pertama, bahwa perkembangan alamiah menyatakan dirinya dalam perkembangan individu dan harus ditunjukkan dalam pengajaran tentang ilmu pengetahuan, kemanusiaan dan agama.

Kedua, pendidikan harus diatur demi harmonisnya dengan perkembangan alam yang natural dari anak-anak.

Ketiga, pendidikan harus membuka dan mengembangkan keseluruhan pribadi manusia. Agama seharusnya diajarkan dalam rangka mengolah emosi; alam harus dipelajari sebagai pewahyuan diri Allah dan matematika harus diapresiasikan sebagai simbol hukum universal. Bahasa juga menghubungkan manusia dengan hukum dan ritme benda-benda dan harus menjadi bagian dari pendidikan.

Keempat, seni harus diajarkan karena merupakan talenta umum manusia dan dapat menghadirkan keharmonisan dalam diri manusia.

Froebel menyusun metode pendidikan sesuai dengan konteks perkembangan individu. Dalam tahapan permulaan dia menganjurkan agar seharusnya menggunakan metode yang memungkinkan ekspresi spontan dalam diri individu.

Sedangkan pada tahapan akhir, dapat digunakan metode yang mengawasi dan mengarahkan perkembangan individu. Dengan demikian dalam dunia anak-anak metode harus disesuaikan dengan sifat atau dunia anak. Dalam hubungan dengan konteks anak-anak, perlu diperhatikan perkembangan yang mengarahkan anak pada suatu kesadaran diri dalam suasana bebas, dimana seorang individu dibiarkan untuk menunjukkan, mengekspresikan yang ada dalam dirinya dengan bebas.

Menurut Froebel permainan merupakan metode yang paling cocok dan penting bagi penerapan ekspresi ini.

Dalam pendidikan, Froebel kemudian menyusun dan mengembangkan kurikulum pendidikan yang terecana dan sistematis.  Bagi dia yang menjadi dasar bagi kurikulum tersebut adalah gift dan occupation: pemberian yang menyediakan permainan-permainan dan usaha, kerja yang bisa dibuat dengan permaianan yang ada.

Gifts adalah obyek yang dapat dipegang dan dipergunakan anak sesuai dengan instruksi dari guru dan dengan demikian anak dapat belajar tentang bentuk, ukuran warna serta konsep yang diperoleh melalui menghitung, mengukur, membedakan dan membandingkan. Gifts pertama adalah enam buah bola dari gulungan benang, masing-masing berbeda warnanya, dan enam helai benang yang panjang yang warnanya sama dengan warna bola yang ada.

Sedangkan Occupation adalah materi yang dirancang untuk mengembangkan berbagai variasi ketrampilan, yang utama adalah psikomotor, melalui aktivitas semacam menjahit dengan papan jahitan, membuat bentuk dengan mengikuti titik, membentuk lilin, menggunting bentuk, meronce, menggambar, menenun, menempel dan melipat kertas.

Atas cara ini Froebel yakin bahwa bermain merupakan cara belajar yang penting bagi anak-anak. Karena lewat gifts dan occupation seorang anak akan mengusahakan diri yang tentu saja diawasi ke arah pengekspresian diri yang bebas demi mencapai perkembangan diri, ketetapan karakter dan kesadaran diri.

Maka menurut Froebel tujuan pendidikan adalah perkembangan menyeluruh dari individu: semua daya individu, dan harmoni internal individu, sebagaimana relasi harmonis dengan alam, masyarakat dan Tuhan.

Namun menurut Froebel tujuan ini tidak dapat dibebankan kepada anak; sebab dia harus mengusahkannya bagi dirinya sendiri melalui aktivitas yang ekspresif dari kekuatan-kekuatan yang masih tersebunyi. Mereka yang telah mencapai tujuan tersebut akan mampu menunjukan satu karakter yang solid dan tetap yang memberinya integritas dalam setiap situasi dan kebiasaan intelektual yang memungkinkan dia untuk mendapatkan pengetahuan ketika perlu.

Pendidikan seperti yang dimaksudkan oleh Froebel, ini adalah untuk mengembangan keutuhan anak-anak tanpa pemaksaan melainkan anak-anak dibantu untuk menumbuhkembangkan sendiri talenta-talentanya yang tersembunyi dalam dirinya lewat pengawasan yang ada. Dengan demikian anak-anak diberikan kebebasan untuk mengekspresikan diri lewat metode yang ada untuk membentuk diri yang memungkinkan dia tetap dalam karakternya ketika berhadapan dengan berbagai situasi yang ada di lingkungannya, sekaligus juga terbuka terhadap pengetahuan yang baru sejauh perlu.

Bagi Froebel, yang menjadi substansi pendidikan adalah menjadikan manusia untuk mampu mewujudkan dirinya ke arah suatu pengetahuan yang benar.

Froebel bermaksud pendidikan mestinya diarahkan sesuai dengan konteks keberadaan siswa. Bukan menerapkan pendidikan yang tidak sesuai dengan kondisi, tetapi materi-materi yang diterapkan mesti mengenai sasaran. ***

Posting Komentar

0Komentar

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*