Rumah Suku Kamoro di Pomako, Timika, Papua |
Timika, Honai Papua --- Di balik kejayaan
kekayaan alam yang melimpah, tersimpan sejuta masalah bagi masyarakat asli.
Pernyataan itu layak dikenakan pada masyarakat
suku Amungme dan Kamoro. Dua suku ini adalah suku yang terdapat di daerah
selatan Papua tepat di Mimika.
Amungme adalah suku yang memiliki gunung Emas (Nemangkawi)
yang sedang dan sudah digaruk oleh Perusahaan raksasa milik Indonesia dan Amerika,
PT. Freeport Indonesia.
Gunung Nemangkawi yang hancur |
Walaupun Emas itu di ambil dari gunung milik
suku Amungme, tetapi mereka sendiri belum tahu bagaimana bentuk emas itu.
Apalagi suku Kamoro yang hanya kena limbah yang mengandung racun mercury itu.
Suku Amungme sebagai Pemilik Gunung dan suku Kamoro
sebagai suku yang kena akibat pengolahan yang mengalirkan limbah, tidak jarang
kita temui ada seribu satu persoalan dalam kehidupan mereka.
Salah satu wajah persoalan yang dihadapi adalah
kemarginalan dan keterpinggiran masyarakat local, baik suku Amungme maupun suku
Kamoro. Salah satu fakta yang nampak adalah tempat tinggal atau rumah. Beberapa
waktu lalu ketika berkunjung ke Pomako, Distrik Mimika Timur, Kabupaten Mimika,
Papua, pemukiman warga asli Suku Kamoro sangat memprihatinkan.
Rumahnya sangat kecil, sederhana dan tidak memadai. Tapi mau
tidak mau tetap ditempati. Bangunannya seperti para-para. Pondasinya ditanami
tiang-tiang kayu. Rata-rata tiangnya sesuai ukuran air pasang. Dindingnya pakai
papan atau triplex bekas. Lantai rumah dibuat dengan papan (kalau ada) dan
pakai tiang-tiang bulat. Karena itu, tidak jarang lantainya terlihat ada
cela-cela yang membuat angin bebas masuk-keluar.
Sesekali kalau tiang landasan lapuk, harus cepat
diganti, karena kalau tidak rumah dapat rubuh. Memang cepat lapuk, karena tiang
itu tidak luput dari air pasang dan surut. Sehingga kadang kena basah dan
kadang kena panas, yang mengakibatkan tiang-tiang kayu mudah lapuk.
Kebanyakan suku Kamoro mata pencahariannya
adalah nelayan. Mereka mencari Ikan, tetapi ikan yang sudah dinodai limbah yang
mengalir hingga laut. Mereka mencari minum dan minum air pun air yang sudah
kena limbah. Kecuali minum air Aqua atau air hujan. Selebihnya pasti minum dari
sungai-sungai terdekat yang kemungkinan besar sudah tercemar.
Dalam situasi demikian, dibutuhkan keberpihakan dari
pihak yang berwajib. Entahlah membangun rumah layak huni dan menyediakan air
bersih bagi warga. Karena racun limbah tidak akan membuat warga Kamoro umur
panjang. Mercury adalah racun berbahaya yang membunuh sel-sel jaringan tubuh
manusia secara perlahan. Generasi Kamoro yang asli bisa menuju kepunahan. Mari
kira menjaga dan melindungi generasi. Save Kamoro We. (Honaratus Pigai)