Save Suku Amungme dan Kamoro

Honny Pigai
0
Rumah Suku Kamoro di Pomako, Timika, Papua

Timika, Honai Papua --- Di balik kejayaan kekayaan alam yang melimpah, tersimpan sejuta masalah bagi masyarakat asli.

Pernyataan itu layak dikenakan pada masyarakat suku Amungme dan Kamoro. Dua suku ini adalah suku yang terdapat di daerah selatan Papua tepat di Mimika.

Amungme adalah suku yang memiliki gunung Emas (Nemangkawi) yang sedang dan sudah digaruk oleh Perusahaan raksasa milik Indonesia dan Amerika, PT. Freeport Indonesia.

Gunung Nemangkawi yang hancur
Sedangkan Kamoro adalah suku di bagian pesisir pantai yang kena Limbah atau racun hasil pengolahan dan penghancuran gunung Nemangkawi.

Walaupun Emas itu di ambil dari gunung milik suku Amungme, tetapi mereka sendiri belum tahu bagaimana bentuk emas itu. Apalagi suku Kamoro yang hanya kena limbah yang mengandung racun mercury itu.

Suku Amungme sebagai Pemilik Gunung dan suku Kamoro sebagai suku yang kena akibat pengolahan yang mengalirkan limbah, tidak jarang kita temui ada seribu satu persoalan dalam kehidupan mereka.

Salah satu wajah persoalan yang dihadapi adalah kemarginalan dan keterpinggiran masyarakat local, baik suku Amungme maupun suku Kamoro. Salah satu fakta yang nampak adalah tempat tinggal atau rumah. Beberapa waktu lalu ketika berkunjung ke Pomako, Distrik Mimika Timur, Kabupaten Mimika, Papua, pemukiman warga asli Suku Kamoro sangat memprihatinkan.

Rumahnya sangat kecil, sederhana dan tidak memadai. Tapi mau tidak mau tetap ditempati. Bangunannya seperti para-para. Pondasinya ditanami tiang-tiang kayu. Rata-rata tiangnya sesuai ukuran air pasang. Dindingnya pakai papan atau triplex bekas. Lantai rumah dibuat dengan papan (kalau ada) dan pakai tiang-tiang bulat. Karena itu, tidak jarang lantainya terlihat ada cela-cela yang membuat angin bebas masuk-keluar.
Rumah Suku Kamoro

Sesekali kalau tiang landasan lapuk, harus cepat diganti, karena kalau tidak rumah dapat rubuh. Memang cepat lapuk, karena tiang itu tidak luput dari air pasang dan surut. Sehingga kadang kena basah dan kadang kena panas, yang mengakibatkan tiang-tiang kayu mudah lapuk.

Kebanyakan suku Kamoro mata pencahariannya adalah nelayan. Mereka mencari Ikan, tetapi ikan yang sudah dinodai limbah yang mengalir hingga laut. Mereka mencari minum dan minum air pun air yang sudah kena limbah. Kecuali minum air Aqua atau air hujan. Selebihnya pasti minum dari sungai-sungai terdekat yang kemungkinan besar sudah tercemar.

Dalam situasi demikian, dibutuhkan keberpihakan dari pihak yang berwajib. Entahlah membangun rumah layak huni dan menyediakan air bersih bagi warga. Karena racun limbah tidak akan membuat warga Kamoro umur panjang. Mercury adalah racun berbahaya yang membunuh sel-sel jaringan tubuh manusia secara perlahan. Generasi Kamoro yang asli bisa menuju kepunahan. Mari kira menjaga dan melindungi generasi. Save Kamoro We. (Honaratus Pigai)




Posting Komentar

0Komentar

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*