Google Photo: Kegelapan Malam Takkan Selamanya |
Waktu
terus berjalan,
tak peduli dan tak pernah mau menunggu
siapa dan apa pun yang ada dibelakangnya.
siapa dan apa pun yang ada dibelakangnya.
seorang penyair mengatakan; “Berhenti tidak ada tempat di jalan ini,” dan
yang lain mengatakan; “Janganlah duduk
berpangku tangan, sambil berkata zaman telah menggilasku.”
Ada
kalanya hidup terasa jenuh dan membosankan,
hari-hari yang berlalu seakan tak
ada arti,
kegagalan demi kegagalan datang,
cobaan demi cobaan tiada henti,
hingga bersahabat karib dengannya.
Diri
pun terseret dalam lorong kegelapan yang pekat,
terlalu panjang seakan
tiada berkesudahan.
Bunuh diri jalan pintas,
dan hinanya hidup yang ditempuh
oleh orang-orang yang tidak memiliki keimanan.
Tapi belum tentu yang
miskin tetap miskin,
terkadang justru miskin berkelimpahan harta benda,
bertahtakan kemewahan
dan kemasyuran-lah yang paling hina.
Tipu
daya dunia memang memikat,
terkadang mematikan,
tentu saja itu buat orang-orang
yang tiada keimanan,
tidak tahu arti hidup, tujuan dan ke mana hendak
melangkah,
kemana pula berakhir perjalanannya.
Lain
halnya bagi orang-orang yang di hatinya ada keimanan kepada Sang Pencipta,
keimanan dan keyakinannya bagaikan pelita yang tak pernah padam,
dalam kondisi
kehinaan maupun terhimpit,
bahagia maupun menderita tak pernah terlepas
hidupnya dari bimbingan Sang Allah Moyang hidupnya.
Ketika
kegelapan menyelimuti,
keyakinannya tetap teguh,
tidak goyah,
pantang putus asa.
Masih ada tempat kembali,
tempat memohon,
tempat meminta,
Dia-lah Allah.
Bimbinglah
kami melangkah maju,
menepaki tujuan tempat impian kami,
lepas bebas dari
kegelapan malam,
meraih harapan terang impian kami.
Honaratus Pigai
Papaua - Abepura - Bukit
Keheningan, 03 Maret 2013