Facebook Photo: Dilarang Diam |
Kami
manusia yang beranjak dari mimpi,
manusia
yang sedang mencari jati diri,
manusia
yang sedang mencari identitas asali.
Kami
merenung diri,
dan
hidup,
masa
lalu, kini, juga masa depan.
Tapi
kami mendengar,
amat
terang dan jelas di kuping,
di sana,
di pelosok kampung dan kota.
Penghargaan
jati diri,
penghormatan
eksistensi,
pengakuan
kemanusiawian,
mendapat
zona degradasi.
Semua
distigma negatif,
semua
dilarang,
semua
dimarginalkan,
semua
dipandang sebelah mata.
Seakan
jati diri rendah di mata mereka,
seakan
kemanusiawian terlempar di mata mereka,
seakan
hina-dina di mata mereka,
seakan
jadi setengah binatang.
Ini pukulan
telak,
Hak Azasi
Manusia yang dijunjung mati,
ditelan
harimau Indonesia yang buas,
negara
pengaku penegak Hak Azasi pun diam membisu.
Wahai….
kaum
terintimidasi,
kaum
tertindas,
kaum
terjajah.
Diam
adalah penghianat,
diam
adalah mengakui,
diam
adalah menyetujui,
terhadap
kemanusiawianmu agar dipenjarakan dan mati.
Tanamkan
jiwa juangmu,
bergeraklah
melangkah,
tumpaskan
semua penjahat,
lawan
penjajah jati dirimu,
merdeka
itulah kebanggaan jati dirimu.
Honaratus Pigai
Papua,
18/03/2016