Keadilan telah dibunuh dan mati di Papua. (Ist. google) |
Aku dalami, sedalam-dalamnya,
mata mencoba melihat apa yang tak terlihat,
telinga
mencoba mendengar apa yang tak terdengar,
akal
mencoba berpikir apa yang tak terpikir,
hati
nurani mencoba berasa apa yang tak terasa.
Banyak
cerita di gedung negara,
para
konglomerat berdasi tertawa terbahak-bahak,
menatap
keadilan yang mati.
Banyak cerita di jalanan,
rakyat jelata merintih berduka,
kematian menjemput keadilan.
rakyat jelata merintih berduka,
kematian menjemput keadilan.
Kuatnya kaum berdasi merubah alur adil,
cerita terbalik benar-benaran,
duka
rakyat terus membara,
keadilan
tak kunjung datang.
Bumi menitikan air mata,
duka betahun-tahun,
keadilan telah menghadap kematian.
duka betahun-tahun,
keadilan telah menghadap kematian.
muye_voice@fwp
Honaratus
Pigai
Papua,
14/03/2016