Papua negeri yang kaya,
tempat
Kapitalis berpesta pora,
hukum hanya milik yang kaya,
kesewenang-wenangan
merajalela.
Sudah jatuh tertimpa tangga,
lihat
rakyat jelata dalam penjajahan negara,
bencana menindih di atas alamnya,
penggal saja biang keroknya.
Dunia disembah layaknya “Tuhan,”
agama
jadi bahan cemoohan,
tak dirasa semua peringatan,
Indonesia negara kutukan.
Beban hidup semakin berat,
orang baik
berubah jadi jahat,
tobat sudah terlambat,
Indonesia menuju kiamat.
Rakyat mengadu,
tak ada yang jawab,
berulangkali menuntut kebenaran dan keadilan,
tapi selalu berbohong.
Rakyat dijadikan tumbal,
pembunuhan
marak terjadi dengan berbagai cara dan strategi,
racun dan tabrakan,
bahkan
penembakan dan pembunuhan.
Rakyat melarat tak hentinya,
bila
melihat tingkah negara,
kebijakan-kebijakan di Papua seolah suci,
padalah di
belakang, bejjjat.
Rakyat Papua hanya ingin,
memandang
dengan senyum,
munculnya Sang Pujangga,
Negri yang lepas bebas.
Keyakinan tak butuh pembuktian,
manusia
bebas tentunya punya pilihan,
di puncak zaman kehancuran,
ada harapan yang utuh dan
indah.
Honaratus Pigai
Timika, 24 Mei 2016