Renungan Singkat
“bebaskan Barabas, bagi kami Ia harus disalibkan.”
Secara manusiawi kita sering dan
bahkan dapat membuat banyak pertanyaan terhadap penangkapan, proses pengadilan,
penyaliban dan kebangkitan Yesus.
Mengapa Yesus mati di tiang Salib? Apakah dia bersalah?
Mengapa Yesus tidak melawan ketika para prajurit datang
menangkap dia?
Kalau Yesus tahu bahwa Ia akan ditangkap, mengapa Ia
tidak lari menghilang dari tempat?
Pertanyaan-pertanyaan ini, secara manusiawi
masuk akal. Tapi Yesus harus taat pada rencana Allah. Allah mempunyai rencana
dan visi yang amat besar yang harus dijawab. Kalau meninggalkan salib berarti
kalah dari bujukan “setan,” sedangkan untuk mau menang atasnya, maka situasi
salib harus dilewati.
Yesus tidak gentar dan takut
terhadap situasi yang akan Ia hadapi. Dengan tabah, Ia memilih setia pada jalan
Salib. Jalan yang memabawa kemenangan. Jalan yang menyelamatkan.
Kesetiaan pada Bapa-Nya dan
cinta-Nya pada manusia, Ia harus melangkah maju. Ia memanggul salib. Ia beranjak
jalan. Walaupun Ia diludahi, dicaci-maki, dipukul, dicambuk hingga babak belur.
Ia jalani hingga pada puncak kematian-Nya di palang penghinaan.
Kematian Yesus di Salib bukanlah
suatu tanda bahwa Yesus yang adalah Raja Orang Yahudi, yang memiliki kuasa yang
luar biasa itu kalah di tangan manusia. Tapi justru dengan kematian-Nya, Dia
menjunjukkan bahwa Kematian dan Salib telah dikalahkan. Dosa manusia telah
dikalahkan dan manusia dibebaskan dari dosa. Manusia mendapatkan kebebasan dan
penjajahan dosa yang membelenggu diri. Sebab pengorbanan Yesus dapat
mengalahkan dosa dan maut.
Dengan wafat-Nya manusia memperoleh
tebusan dosa asal. Agar dengan demikian jurang yang memisahkan manusia dengan Allah
akibat dosa manusia pertama, terjembatani. Karena itu, manusia dapat kembali
bersekutu dengan Allah dan menerima kehidupan kekal. Maka wafat Kristus dan
kebangkitan-Nya merupakan puncak rencana Allah untuk penyelamatan.
Kita patut berbangga bahwa salib
bukanlah semata-mata dipandang sebagai peristiwa menyakitkan, tetapi peristiwa
kemenangan bila dijalani dengan suka cita.
Untuk kita, dalam kehidupan
salib-salib sering dan bahkan selalu menghampiri. Tapi kalau kita menjalani
atau memikulnya dengan suka cita dan tidak memandangnya sebagai peristiwa
menyakitkan, di akhir salib itu ada kemenangan yang menanti. Ada kebebasan dari
derita salib. Salam.
muye_voice@fwp
Honaratus Pigai